8:33 PM SUPERCHARGER VS TURBOCHARGER | |
TURBOCHARGER
dan SUPERCHARGER adalah perangkat terpisah pada mesin yang berguna
untuk meningkatkan pasokan udara yang dibutuhkan oleh mesin dalam proses
pembakaran. Dengan kata lain kedua perangkat ini merupakan kompresor
turbin yang menghisap udara dari luar dan menekan udara tadi ke saluran intake manifold mesin. Perbedaan diantara keduanya ada pada sumber penggerak putaran turbin.
Turbocharger atau yang akrab disebut turbo memiliki dua turbin yang terhubung dalam satu poros. Turbin sekunder berfungsi sebagai 'kincir' penggerak yang tenaganya diambil dari 'tiupan' udara sisa pembakaran mesin. Kincir inilah yang berfungsi memutar turbin kompresor utama. Karena dapat bergerak bebas, turbin kompresor ini dapat berputar hingga lebih dari 70.000rpm dan dapat menghasilkan tekanan udara yang sangat besar. Oleh karena itulah perangkat ini diberi katup by pass agar tekanan udara yang dihasilkan tidak berlebihan. Jika turbo mengandalkan tekanan gas sisa pembakaran, berputarnya turbin atau kompresor pada supercharger memanfaatkan tenaga putaran mesin. Karena putaran mesin umumnya hanya 'bermain' kurang dari 7.000rpm maka tekanan yang dihasilkan tidak sedahsyat turbocharger. Meski demikian, supercharger unggul pada putaran bawah karena perangkat ini sudah mulai bekerja pada rpm rendah. Peningkatan tenaganya pun sangat halus karena putaran turbin selaras dengan putaran mesin. Jika supercharger sudah bekerja di rpm bawah, turbocharger baru akan bekerja menunggu mesin berputar pada rpm tertentu agar gas buang memiliki cukup tekanan untuk memutar turbin sekunder. Oleh karena itu ketika mesin merangkak dari rpm bawah hingga turbo bekerja optimal akan terasa ada 'hentakan' yang disebut sebagai 'turbolag'. Untuk menyiasati hal itu, para perancang turbocharger mendesain sudu-sudu turbin dengan kemiringan yang dapat berubah-ubah sehingga saat berputar rendah, turbin utama sudah bisa memberikan tekanan yang cukup. Setelah putaran ideal tercapai, sudu-sudu tadi berubah ke posisi semula. teknologi ini dinamai variable turbine geometry. Putaran turbin yang demikian cepat pada turbocharger membutuhkan pelumasan yang baik untuk menjaga poros turbin tak cepat aus. Terlebih perangkat ini dibuat sangat presisi. Umumnya turbo memanfaatkan pelumas mesin yang dipompakan pada perangkat turbo. Karena itu mesin turbo tidak dianjurkan untuk dimatikan langsung ketika habis digeber pada kecepatan tinggi. Ketika mesin langsung dimatikan otomatis suplai oli terhenti, padahal saat itu turbo masih berputar cepat akibat gaya inersia yang masih tersimpan. Umumnya mesin turbo dipasangkan perangkat tambahan yang diberi nama turbo timer agar mesin tetap hidup beberapa saat meski kunci kontak dicabut. Tujuannya untuk memberikan kesempatan sampai turbin di dalam turbo berkurang putarannya ke kondisi idle. Karena perangkat turbo terhubung dengan saluran gas buang yang merupakan sumber panas, maka suhu udara yang terhisap dalam intake manifold ikut meningkat. Padahal jika suhu udara panas membuat molekul oksigen renggang dan menipis. Pada mesin turbo moderen disisipkan lah perangkat intercooler diantara turbo dan intake manifold untuk menurunkan kembali suhu udara yang panas agar kandungan oksigen menjadi lebih rapat. Sebagai gambaran betapa dahsyatnya perangkat ini mendongkrak tenaga ini, di era kejayaan turbo di ajang balap Formula 1, mesin dengan kapasitas 1.600cc sanggup menghasilkan tenaga hingga 1.200HP. PERBEDAAN SUPERCHARGER DAN TURBOCHARGER peranti yang satu ini cara kerjanya adalah memasok udara tambahan
dengan mengikuti rotasi putaran mesin, semisal putaran mesin mencapai
6000RPM, begitu halnya dengan Supercharger, Keuntungannya adalah
Supercharger ini bisa mendongkrak tenaga di putaran bawah, otomatis
respon mesin terhadap akselerasi meningkat, kelemahannya Supercharger
hanya bisa mendongkrak tenaga di putaran bawah saja, otomatis diputaran
bawah pasti akan mendapatkan efek ngempos atau ngos-ngosan.
biasanya Supercharger diaplikasikan pada mobil-mobil yang
mengusung mesin V8 keatas, memang supercharger bagus, tapi hanya untuk
putaran awalnya saja, oleh karenanya ada beberapa mobil bermesin V8
terkadang kalah jika diadu dengan mobil lain yang tanpa S/C
(Supercharger) tetapi lebih besar tenaganya. Turbocharger Tidak seperti S/C yang mengikuti putaran mesin, T/C ini tidak
terikat, mengapa? karena sebenanya Turbo itu adalah mengompresan sisa
gas buang untuk dipadatkan kembali. Oleh karenanya jia dibandingkan
dengan S/C, T/C dapat berputar hingga 30000RPM. Dahulu T/C ini dibenci
dikarenakan lag yang parah ditambah prinsip kerjanya yang cukup rawan
dikarenakan gas buang tidak langsung dilepas melainkan di padatkan
untuk kembali masuk ke ruang pembakaran, yang mana jika tempratur
mesin meningkat maka performa mesin makin anjlog. Tetapi seiring
perkembangan jaman yang makin maju, lag yang dibenci dari T/C tersebut
dapat dihilangkan, bahkan ada yang sifatnya hampir seperti S/C yang
mana bisa mengisi putaran bawah sekaligus nge-boost pada putaran
tinggi.
Turbo memiliki keunggulan, dikarenakan putaran turbo tidak sama
dengan putaran mesin, otomatis tenaga yang dihasilkan oleh Turbo sangat
signifikan, namun kelemahannya memang hanya di lag nya saja, sehingga
kurang diminati.
Bagi anda yang ingin mengaplikasi tunggangan tak perlu bingung
dengan artikel ini, sesuaikan prioritas saja, semisal, anda lebih
menyukai mobil yang responsif? Pasanglah Supercharger, namun jika anda
lebih suka menggeber mobil saat ada jalanan yang kosong/tidak macet,
mungkin ada baiknya pilih Turbo, selain powerful, Turbo biasanya juga
memiliki tambahan yang cukup besar ketimbang Supercharger.by : http://mobil.otomotifnet.com/read/2011/04/26/318566/127/7/Pakai-Supercharger-Atau-Turbocharger-Ya-Nih-Bedanya http://rahmattkr2.wordpress.com/2011/03/10/perbedaan-supercharger-dan-turbocharger/ http://www.mediaindonesia.com/mediaoto/index.php/read/2009/05/13/227/8/Prinsip-kerja-Turbocharger-dan-Supercharger http://www.tdi-plc.com/catalog/images/HKS3503037.jpg | |
|
Total comments: 0 | |